
PALANGKA RAYA – Anggota DPRD Kalimantan Tengah Abdul Hafid menyebut petani di Desa Lampuyang, Kecamatan Teluk Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur meras resah
Terutana saat ini memasuki masa panen kembali untuk Masa Tanam (MT) 2 pasalnya Bulog belum mampu menyerap keseluruhan hasil pertanian petani setempat. Sampai saat ini, masih banyak gabah petani yang belum dibeli oleh Bulog.
“Dari laporan ke kami Petani di Desa Lampuyang mengeluhkan tidak hanya keterlambatan penyerapan gabah oleh Bulog, tetapi juga proses pembayaran gabah kering panen yang masih carut marut. Banyak petani yang merasa dirugikan karena pembayaran yang tidak tepat waktu dan tidak transparan,” kata anggota DPRD dari daerah pemilihan Kotawaringin Timur – Seruyan ini.
Kondisi ini kata dia bertolak belakang dengan program pemerintah yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan petani dan meningkatkan produksi pangan nasional.
Sebagai lembaga yang bertanggung jawab untuk menyerap gabah petani, Bulog diharapkan dapat meningkatkan kapasitas serapannya dan memperbaiki proses pembayaran kepada petani.
Petani di Desa Lampuyang kata anggota Komisi IV DPRD Kalteng ini sangat berharap Bulog dapat meningkatkan pembeliannya dan memperbaiki proses pembayaran sehingga hasil panen mereka dapat terserap secara optimal dan pembayaran dapat dilakukan dengan tepat waktu.
“Dengan demikian, petani dapat meningkatkan kesejahteraannya dan program pemerintah dapat tercapai secara efektif,” kata anggota DPRD dari Fraksi PAN ini.
Hafid menekankan harus ada kejelasan, masalah ini jangan sampai dibiarkan berlarut-larut sehingga semakin merugikan para petani, kondisi ini langsung disampaikan petani kepada Hafid saat reses beberapa waktu lalu.
“Harus ada kepastian, jika tidak petani akan terus menjerit karena kesulitan menjual gabah mereka, sementara mereka butuh biaya untuk kebutuhan pertanian mereka,” tandasnya.(BS-1)